Tugas
terstruktur Dosen
pembimbing
Sosiologi
Pendidikan Drs.H.Arbi Yasin M.Si
PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL DAN
PENDIDIKAN
DI SUSUN
OLEH
ARIADI
TASWIRUDIN
EKO SETIAWAN SAPUTRA
SITI SARAH HASIBUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2011
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, atas kekuatan, kesempatan dan kemampuan yang
diberikan-Nya pada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
menyadari bahwa pada makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan terutama kepada dosen pembimbing, untuk membangun
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya
penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 29 maret 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang............................................................................................... 3
- Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN
- Perubahan Sosial dan Pendidikan.................................................................. 4
- Perubahan Pendidikan dan Modernisasi...................................................... 5
- Tahap-Tahap Diferensiasi pendidikan........................................................... 6
BAB III. PENUTUP
- Kesimpulan.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Latar belakang pembuatan makalah ini
adalah sebagai tuntutan bagi mahasiswa, supaya lebih menguasai materi, sehingga
memudahkan dalam perkuliahan, dan merupakan sistem yang ditetapkan bersama
untuk menunjang kuliah yang mantap.
Selain itu makalah juga suatu penilaian
yang dilakukan dosen, kepada mahasiswa untuk berdiskusi, mengeluarkan
pendapat/ide, dan melatih mental agar bisa menguasai materi dengan tenang.
B. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis
mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
a. Sebagai
bahan diskusi , yang dapat dipahami serta dikomentari agar menjadi kajian yang
bersifat ilmiah bagi mahasiswa/i.
b. Memberi
sarana berfikir bagi mahasiswa untuk dapat memahami materi.
c. Sebagai
bahan untuk memacu prestasi bagi mahasiswa.
d. Sebagai
latihan menulis karya ilmiah.
e. Sebagai
bahan koreksi terhadap kekurangan bagi penulis dalam menyempurnakan makalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Perubahan Sosial dan Pendidikan
Dengan kecepatan perubahan sosial dan pendidikan
dalam berbagai masyarakat berbeda-beda. Perubahan masyarakat yang kecil akan
lambat. Akan tetapi apabila dengan terbukanya komunikasi dan transportasi
daerah itu berjalan modern[1]
Perubahan
sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi;
cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah
penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan
faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan
pengaruh kebudayaan
masyarakat lain.
Ada
pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam
dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru;
rasa takut jika terjadi. Pertama-tama, kita lihat pedagogik tradisional
memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu dari struktur sosial dan
kebudayaan dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itru, lembaga pendidikan[2]
seperti sekolah perlu disiapkan agar
lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Apabila
lembaga sekolah tidak dapat mengikuti perubahan sosial maka dia kehilangan
fungsinya dan kemungkinan besar dia ditinggalkan masyarakat. [3]
Sebagai
lembaga lembaga sosial, maka proses belajar di dalam sekolah haruslah
disesuaikan pula dengan fungsi dan peranan lembaga pendidikan. Fungsi sekolah
ialah mentransmisikan nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat dan kebudayaan
pada saat itu. Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai
obyek perubahan sosial. Imdividu tersebut mempelajari peranan yang baru di
dalam kehidupan sosial yang berubah. Sekolah adalah tempat yang memperoleh
legitimasinya dari kehidupan masyarakat atau pemerintah yang mempunyainya.
B.
Perubahan Pendidikan dan Modernisasi
Dalam bidang pendidikan,
banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi
pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain
dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.banyyak literature tentang
pendidikan dan perubahan sosial, didalamnnya secara implisit bahwa pendidikan
memiliki suatu hegemonitas sehingga mudah menganalisis dan penarikkan
generalisasi.[4]
Ciri-ciri
perubahan pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby
1967 ada empat hal, yaitu:
1.
Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar
sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru
atau dari rumah ke sekolah.
2.
Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3.
Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan
ketersediaan buku lebih luas.
4.
Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV,
computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).
Keempat hal tersebut
telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang dibahas
pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan
pendidikan yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat
tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain,
ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.
Saat ini, sekolah negeri
maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan
mereka. Banyak program yang ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun
status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana
prasarananya.
Yang jelas, perubahan sekolah
untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas
sehingga mampu berfikir membuat desain pendidikan, mempunyai kiat manajemen
yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa
antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Hal yang demikian tadi terdapat pada masyarakat
modern. Sistem pendidikan pada masyarakat
modern hadir sebagai suatu alat perubahan sosial[5].
C.
Tahap-Tahap Diferensiasi Sosial
Dari tipologi sederhana tadi (tradisional modern)
secara kasar bisa di jabarkan menjadi beberapa tingkatan differensiasi pendidikan.jabarannya
adalah sebagai berikut:
1.
Pendidikan pada masyarakat yang
primitive tidak mengenal aksara(preliterate level of society)
Masyarakat
tersebut pendidikan di tandai dengan
proses belajar secara informal melalui keluarga, guna memberikan keterampilan
keterampilan bermata pencaharian dan memperkenalkan pola tinggkah laku sesuai
dengan norma masyarakat setempat.
2.
Pada tingkatan yang lebih maju, sebagian dari proses sosialisasi
terdiferensiasikan keluar batas keluarga, beban dipikulkan kepada semua pemuda
remaja dimasyarakat tentu saja, tentu saja dengan bimbingan orang tua yang berpengalaman.
Mengenai
kurikulumnya berisi keterampilan praktis-praktis juga di pentingkan kepada soal
metafisik dan budi pekerti.
3.
Dengan berkembangnya differensiasi di
masyarakat itu sendiri sudah menjadi meningkat pula permasalahan penyeleksian
social.
Dalam
pada itu beberapa keluargga atau kelompok meningkat menjadi semakin kuat dalam
kekuasaanya atau ekonominya di bandingkan dengan masyarakat lain.
4.
Pada tingkatan yang lebih maju lagi,
hubungan antara pendidikan dan masyarakat menjadi lebih rumits dan kompleks.
Sejalan
dengan arus industrialisasi dengan kecendrungan differensiasi sosial, maka
spesialisasi peranan menjadi istimewa dalam masyarakat pada tingkatan keempat
ini[6]
Dengan
mengikuti arus differensiasi dan spesialisasi selama dekade belakangan ini ada
dua perubahan pendidikan yang juga terlihat nyata yaitu:
1.
Adanya perspesialisasian dan ekspansi
persekolahan
2.
Adanya keyakianan mengenai semakin
pentingnya pendidikan formal di dalam perubahan sosial ekonomi mendatang.
Dalam
perkembangan ini sistem pendidikan beranjak pesat menjadi institusi yang
penting terutama dalam menopang perubahan sosial ekonomi baik perubahan yang di
rencanakan maupun tidak direncanakan. Perkembangan pendidikan menjadi jembatan
sebagai penghubung perubahan sosial dan sebagai penggerak mobilitas sosial.
Secara
umum pendidikan bertujuan menciptakan perkembangan lebih dari pada kondisi yang
telah ada juga memperbaiki status sosial juga seseorang tujuan pendidikan yang
tertinggi adalah penonjolan diri pribadi. Disinilah kita bisa melihat sifat
pribadi manusia.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Melihat
nilai-nilai perubahan sosial yang terangkum dalam fungsi pendidikan nasional,
dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan nasional memiliki muatan nilai
sebagai pendorong terjadi perubahan sosial, khususnya pengembangan potensi/
kompetensi peserta didik sebagai salah satu bagian dari masyarakat (sosial).
Sebagaimana
pandangan pendidikan transformatif terhadap individu bukanlah sebagai suatu entity
yang telah jadi, tetapi yang sedang menjadi. Individu mempunyai peran emansipasif
di dalam kehidupan sosial budaya, termasuk melalui proses pendidikan dalam
lingkungan keluarga (batih) dan sekolah. Di dalamnya peranannya yang
emansipatif tersebut maka individu bukan hanya sebagai obyek dari perubahan
sosial, tetapi sekaligus pula berperan sebagai faktor dari pengubah dan
pengarah dari perubahan sosial.
Kalau
memang benar bahwa fungsi pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan
sosial, khususnya untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Tapi kenapa Negara Indonesia terkenal dengan
Negara terkorup di Dunia, Kejahatan-kejahatan merajalela, Kerusakan alam
dimana-mana. Apakah fungsi nilai-nilai pendidikan sebagai faktor perubahan
tidak terealisasikan dalam kehidupan yang nyata?
DAFTAR
PUSTAKA
Faisal,
Sanapiah .Drs,sosiologi Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional
Nasution,Prof.Dr.M.A
Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Prasetya.
Drs,Filsafat Pendikan. Bandung:
Pustaka Setia.1997
Tilaar,
H.A.R. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
http://adisujai.wordpress.com/2010/08/15/inovasi-dan-modernisasi-dalam-pendidikan
http://hanaadhia.wordpress.com/2011/01/28/75/
[1]
Masyakat yang terbuka lebih mudah berkembang Prof.Dr.Nasution,M.A
Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara,2004,hal.21
[2]
Dalam Pendekatan perencanaan pendidikan, kita mengenal 4 pendekatan, yaitu: pertama,
Sosial Demand Approach (pendekatan kebutuhan sosial), kedua, man
Power Approach (pendekatan ketenaga kerjaan), ketiga, Cost And
Benefit (pendekatan untung-rugi), keempat, cost effectiveness (efektivitas).
(Husaini Usman. 2006.)
Keempat pendekatan ini
mencoba memberikan alternatif pendekatan perencanaan pendidikan agar sesuai
dengan perubahan sosial di lingkungan sekitarnya. Misalnya di suatu daerah
lebih banyak dibutuhkan tenaga kerja dalam bidang tehnik, maka dapat mendirikan
sekolah dengan pendekatan perencanaan man power Approach. Contohnya STM,
SMK.
[3]
H.A.R. Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan., op.cit., hal 5.
[4]
Lihat Drs. Sanapiah Faisal,sosiologi
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.hal. 103
[5]
Lihat Drs. Sanapiah Faisal,sosiologi
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.hal. 106
[6]
Lihat Drs. Sanapiah Faisal,sosiologi
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.hal. 110
[7]
Lihat Drs. Prasetya.Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Setia.1997.hal180-184
Tidak ada komentar:
Posting Komentar