Rabu, 04 Januari 2012

perubahan sosial dan pendidikan


Tugas terstruktur                                                                                         Dosen pembimbing
Sosiologi Pendidikan                                                                             Drs.H.Arbi Yasin M.Si



PERSPEKTIF PERUBAHAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH
ARIADI
TASWIRUDIN
EKO SETIAWAN SAPUTRA
SITI SARAH HASIBUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2011

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas kekuatan, kesempatan dan kemampuan yang diberikan-Nya pada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan terutama kepada dosen pembimbing, untuk membangun perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


Pekanbaru, 29   maret 2011


Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang............................................................................................... 3
  2. Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN
  1. Perubahan Sosial dan Pendidikan.................................................................. 4
  2. Perubahan  Pendidikan dan  Modernisasi...................................................... 5
  3. Tahap-Tahap Diferensiasi pendidikan........................................................... 6

BAB III. PENUTUP
  1. Kesimpulan.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah sebagai tuntutan bagi mahasiswa, supaya lebih menguasai materi, sehingga memudahkan dalam perkuliahan, dan merupakan sistem yang ditetapkan bersama untuk menunjang kuliah yang mantap.
Selain itu makalah juga suatu penilaian yang dilakukan dosen, kepada mahasiswa untuk berdiskusi, mengeluarkan pendapat/ide, dan melatih mental agar bisa menguasai materi dengan tenang.

B.     Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
a.       Sebagai bahan diskusi , yang dapat dipahami serta dikomentari agar menjadi kajian yang bersifat ilmiah bagi mahasiswa/i.
b.      Memberi sarana berfikir bagi mahasiswa untuk dapat memahami materi.
c.       Sebagai bahan untuk memacu prestasi bagi mahasiswa.
d.      Sebagai latihan menulis karya ilmiah.
e.       Sebagai bahan koreksi terhadap kekurangan bagi penulis dalam menyempurnakan makalah.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perubahan Sosial dan Pendidikan
Dengan kecepatan perubahan sosial dan pendidikan dalam berbagai masyarakat berbeda-beda. Perubahan masyarakat yang kecil akan lambat. Akan tetapi apabila dengan terbukanya komunikasi dan transportasi daerah itu berjalan modern[1]
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi. Pertama-tama, kita lihat pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu dari struktur sosial dan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itru, lembaga pendidikan[2] seperti sekolah  perlu disiapkan agar lembaga tersebut berfungsi sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi. Apabila lembaga sekolah tidak dapat mengikuti perubahan sosial maka dia kehilangan fungsinya dan kemungkinan besar dia ditinggalkan masyarakat. [3]
Sebagai lembaga lembaga sosial, maka proses belajar di dalam sekolah haruslah disesuaikan pula dengan fungsi dan peranan lembaga pendidikan. Fungsi sekolah ialah mentransmisikan nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat dan kebudayaan pada saat itu. Di dalam pedagogik tradisional, tempat individu adalah sebagai obyek perubahan sosial. Imdividu tersebut mempelajari peranan yang baru di dalam kehidupan sosial yang berubah. Sekolah adalah tempat yang memperoleh legitimasinya dari kehidupan masyarakat atau pemerintah yang mempunyainya.
B.     Perubahan  Pendidikan dan  Modernisasi
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi  kurikulum, dsb.banyyak literature tentang pendidikan dan perubahan sosial, didalamnnya secara implisit bahwa pendidikan memiliki suatu hegemonitas sehingga mudah menganalisis dan penarikkan generalisasi.[4]
Ciri-ciri perubahan pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby 1967 ada empat hal, yaitu:
1.                        Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
2.                        Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
3.                        Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan buku lebih luas.
4.                        Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).
Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.
Saat ini, sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak program yang ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.
Yang jelas, perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desain pendidikan, mempunyai kiat manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa antara inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal yang demikian tadi terdapat pada masyarakat modern. Sistem pendidikan pada masyarakat  modern hadir sebagai suatu alat perubahan sosial[5].

C.    Tahap-Tahap Diferensiasi Sosial
Dari tipologi sederhana tadi (tradisional modern) secara kasar bisa di jabarkan menjadi beberapa tingkatan differensiasi pendidikan.jabarannya adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan pada masyarakat yang primitive tidak mengenal aksara(preliterate level of society)
Masyarakat tersebut  pendidikan di tandai dengan proses belajar secara informal melalui keluarga, guna memberikan keterampilan keterampilan bermata pencaharian dan memperkenalkan pola tinggkah laku sesuai dengan norma masyarakat setempat.
2.      Pada tingkatan yang lebih  maju, sebagian dari proses sosialisasi terdiferensiasikan keluar batas keluarga, beban dipikulkan kepada semua pemuda remaja dimasyarakat tentu saja, tentu saja dengan bimbingan orang tua yang berpengalaman.
Mengenai kurikulumnya berisi keterampilan praktis-praktis juga di pentingkan kepada soal metafisik dan budi pekerti.
3.      Dengan berkembangnya differensiasi di masyarakat itu sendiri sudah menjadi meningkat pula permasalahan penyeleksian social.
Dalam pada itu beberapa keluargga atau kelompok meningkat menjadi semakin kuat dalam kekuasaanya atau ekonominya di bandingkan dengan masyarakat lain.
4.      Pada tingkatan yang lebih maju lagi, hubungan antara pendidikan dan masyarakat menjadi lebih rumits dan kompleks.
Sejalan dengan arus industrialisasi dengan kecendrungan differensiasi sosial, maka spesialisasi peranan menjadi istimewa dalam masyarakat pada tingkatan keempat ini[6]
Dengan mengikuti arus differensiasi dan spesialisasi selama dekade belakangan ini ada dua perubahan pendidikan yang juga terlihat nyata yaitu:
1.      Adanya perspesialisasian dan ekspansi persekolahan
2.      Adanya keyakianan mengenai semakin pentingnya pendidikan formal di dalam perubahan sosial ekonomi mendatang.
Dalam perkembangan ini sistem pendidikan beranjak pesat menjadi institusi yang penting terutama dalam menopang perubahan sosial ekonomi baik perubahan yang di rencanakan maupun tidak direncanakan. Perkembangan pendidikan menjadi jembatan sebagai penghubung perubahan sosial dan sebagai penggerak mobilitas sosial.
Secara umum pendidikan bertujuan menciptakan perkembangan lebih dari pada kondisi yang telah ada juga memperbaiki status sosial juga seseorang tujuan pendidikan yang tertinggi adalah penonjolan diri pribadi. Disinilah kita bisa melihat sifat pribadi manusia.[7]










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Melihat nilai-nilai perubahan sosial yang terangkum dalam fungsi pendidikan nasional, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pendidikan nasional memiliki muatan nilai sebagai pendorong terjadi perubahan sosial, khususnya pengembangan potensi/ kompetensi peserta didik sebagai salah satu bagian dari masyarakat (sosial).
Sebagaimana pandangan pendidikan transformatif terhadap individu bukanlah sebagai suatu entity yang telah jadi, tetapi yang sedang menjadi. Individu mempunyai peran emansipasif di dalam kehidupan sosial budaya, termasuk melalui proses pendidikan dalam lingkungan keluarga (batih) dan sekolah. Di dalamnya peranannya yang emansipatif tersebut maka individu bukan hanya sebagai obyek dari perubahan sosial, tetapi sekaligus pula berperan sebagai faktor dari pengubah dan pengarah dari perubahan sosial.
Kalau memang benar bahwa fungsi pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial, khususnya untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tapi kenapa Negara Indonesia terkenal dengan Negara terkorup di Dunia, Kejahatan-kejahatan merajalela, Kerusakan alam dimana-mana. Apakah fungsi nilai-nilai pendidikan sebagai faktor perubahan tidak terealisasikan dalam kehidupan yang nyata?



DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Sanapiah .Drs,sosiologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Nasution,Prof.Dr.M.A Sosiologi  Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Prasetya. Drs,Filsafat Pendikan. Bandung: Pustaka Setia.1997
Tilaar, H.A.R. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://adisujai.wordpress.com/2010/08/15/inovasi-dan-modernisasi-dalam-pendidikan
http://hanaadhia.wordpress.com/2011/01/28/75/




[1] Masyakat yang terbuka lebih mudah berkembang Prof.Dr.Nasution,M.A Sosiologi  Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,2004,hal.21
[2] Dalam Pendekatan perencanaan pendidikan, kita mengenal 4 pendekatan, yaitu: pertama, Sosial Demand Approach (pendekatan kebutuhan sosial), kedua, man Power Approach (pendekatan ketenaga kerjaan), ketiga, Cost And Benefit (pendekatan untung-rugi), keempat, cost effectiveness (efektivitas). (Husaini Usman. 2006.)
Keempat pendekatan ini mencoba memberikan alternatif pendekatan perencanaan pendidikan agar sesuai dengan perubahan sosial di lingkungan sekitarnya. Misalnya di suatu daerah lebih banyak dibutuhkan tenaga kerja dalam bidang tehnik, maka dapat mendirikan sekolah dengan pendekatan perencanaan man power Approach. Contohnya STM, SMK.
[3] H.A.R. Tilaar. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan., op.cit., hal 5.
[4] Lihat Drs. Sanapiah Faisal,sosiologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.hal. 103
[5] Lihat Drs. Sanapiah Faisal,sosiologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.hal. 106
[6] Lihat Drs. Sanapiah Faisal,sosiologi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.hal. 110
[7] Lihat Drs. Prasetya.Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.1997.hal180-184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar