Rabu, 04 Januari 2012

kepribadian Dan Pengukurannya


Tugas terstruktur                                                                                          Dosen pengampu
Psikologi Umum                                                                                                Yurnalis, M.A


KEPRIBADIAN DAN PENGUKURANNYA






DI SUSUN OLEH
KELOMPOK X
Taswirudin
Sepriandi
Yulianawati Daulay

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2010
Bismillah hir Rahman ir RahimKATA PENGANTAR


Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah-Nya. Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Psikologi Umum yang telah diberikan oleh dosen pembimbing tepat waktunya walaupun cukup sederhana.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yurnalis, M.A  selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Umum ini. Dan penulis berterima kasih pada teman-teman yang telah memberi pengarahan dan petunjuk dalam pembuatan makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari dosen pembimbing maupun teman-teman sangat penulis dkk harapkan tegur sapanya untuk perbaikan makalah ini.
Kepada Allah SWT, kami memohon taufik dan hidayah-Nya semoga dal;am pembuatan makalah ini senantiasa dalam keridhaannya-Nya. Amin.

                                                                    Pekanbaru,   desember 2010


                                                                                     Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN...................................... 2
2.2 TIPE-TIPE KEPRIBADIAN................................................................... 4
2.3 STRUKTUR KEPRIBADIAN................................................................ 8
2.4 DINAMIKA KEPRIBADIAN................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...................................................................................... 14
3.2 SARAN.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering menemukan istilah jiwa, nyawa, ruh dan berbagai kata lain yang senada.jauh sebelum istilah secara etimologis. Psikologi di smbil dari bahasa inggris psychology yang berasal dari bahasa yunani psycho yang berarti jiwa (sould, mind) dan logos  yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Menurut para ahli psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.(Plato dan Aristoteles)
Dalam uasaha mempelajari tingkah laku manusia ilmu psikologi menggunakan beberapa metode tersendiri menyelidiki terhadap suatu objeknya. Objek psikologi adalah penghayatn dan perbuatan manusia.Perbuatan manusia yaitu yang bersifat kompleks dan selalu berubah. Jiwa bukanlah benda mati, tetapi sesuatu benda hidup yang dinamis selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaannya.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan makalah Psikologi Umum yang berjudul Kepribadian dan ukurannya adalah mengetahui tentang pengertian kepribadian, memahami dan menjelaskan fungsi intelegence, memahami proses dasar perilaku manusia, memhami proses persepsi terhadap perilaku manusia.
Sedangkan manfaatnya adalah mahasiswa dapat  mengetahui tentang berbagai jenis kepribadian yang ada pada manusia, serta menambah pengetahuan atau ilmu mahasiswa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Teori Kepribadian
Istilah-istila yang dikenal kepribadian adalah:
  1. Mentality,  yaitu suatu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau intelektual
  2. Personality, menurut Wibters Dictionary adalah
a.       The totality of personality’s characteristic.
b.      An integrated group constitution of trends behavior tendencies act.
  1. Individuality, adalah khas sifat seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat berbeda dari orang lainnya.
  2. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and persistence of personality)
Berdasarkan dari pengertan dari kata-kata tersebut,  beberapa ahli mengemukakan devinisinya sebagai berikut:
  1. Allport
Dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi sebagai cara bereaksi yang khas dari seseorang individu terhadap perangsang sosial dan kualitas penyesuain diri yang dilakukannya terhadap segi sosial dari lingkunganya.
  1. Morrison
Keseluruhan dari apa yang di capai seseorang individu dengan jalan menampilkan hasil-hasil kultural dari evolusi sosial
Menurut  W. Stern kepribadian adalah suatu kesatuan banyak(unita multi complex) yang diarahkan kepada tujuan tertentu dan mengandung sifat khusus individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri.
Dalam uraian selanjutnya ia mengemukakan ciri-ciri kepribadian:
  1. Kesatuan banyak: mengandung unsure-insur yang banyak dan tersusun secara hierarki dari unsure yang berfungsitinggi ke unsur yang rendah.
  2. Bertujuan: mempunyai tujuan yang terdiri dari mempertahankan diri dan mengembangkan diri.
  3. Individualitas: merdeka untuk menentukan dirinya sendiri dan kesadaranya tidak termasuk kedalam.
Berdasarkan pendapat ini W. Stern menganggap bahwa Tuhan juga termasuk suatu pribadi namun Prof. Kohnstamm menentang pendapat W. Stern yang meniadakan kesadaran dalam pribadi terutama pada Tuhan. Menurut Konstamm Tuhan merupakan pribadi alam semesta1.selanjutnya dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pribadi seseorang terkumpul beberapa aspek yang terintegrasikan, berupa:
a.       Keyakinan hidup yang dimiliki seseorang: filsafat, keyakinan,cita-cita, sikap, dan cara hidupnya.
b.      Keyakinan mengenai diri: perawakan jasmani, sifat psikis, inteligensi, emosi, kemauan pandangan terhadap orang lain, kemempuan bergaul, kemempuan memimpin, dan kemepuan bersatu.
c.       Keyakinan mengenai kemampuan diri: status diri dalam keluarga dan masyarakat, status status sosial berdasarkan keturunan dan historis.
                                                   
1 Dengan kata lain kepribadian sama artinya dengan teistis (keyakinan) Rajawali pers.Prof. Dr. H. Jalaluddin,( Psikologi agama), edisi revisi 2008)hal. 194.
2.2  Tipe-Tipe Kepribadian
secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari berbagai aspek antara lain:
1.      Aspek biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan pada kondisi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek biologis ini antaranya:
a.       Hippocrates dan galenus
Mereka berpendapat bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling dominan4yaitu:
1.      Tipe Choleris
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi: mudah marah dan mudah tersinggung
2.      Tipe Melancholic
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam dan dominan dalam tubuhnya. dan bersifat agak tertutup, rendah diri dan mudah sedih, dan sering putus asa.
3.      Tipe Plegmatis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan sipatnya yang dimilikiagak statis: lamban, apatis, fasif, dan pemalas
4.      Tipe Sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang dimiliki agak aktif, cekatan,periang, dan mudah bergaul.
b.      Kretchmer
Dalam pembagian tipe wataknya Kretchmer mendasarkan pada bentuk tubuh seseorang, yaitu:
1)      Tipe Astenis, yaitu tipe orang yanmg memiliki tubuh kurus, dada sempit dan lengan kecil.
2)       Tipe piknis, yaitu tipe orang yang memilikitubuh gemuk bulat.
3)      Tipe Atletis, yaitu tipe orang yang memiliki tubuh atlit tinggi, kekar, dan berotot.
4)      Tipe displastis, yaitu tipe manusia yang memiliki tubuh campuran.
c.       Sheldon
Sheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berada pada tubuh seseorang. Berdasar aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1)      Tipe ektomorp, yaitu tipe orang yang berbadab kurus tinggi, karena lapisan badan bagian luar yang dominan. Sifatnya antara lain suka menyendiri da kurang bergaul dengan masyarakat.
2)      Tipe mesomorp, yaitu tipe orang yang berbadan sedang di karenakan badan bagian tengah yang dominan. Sifat tipe orang ini antara lain giat bekerja dan mampu mengatasi sifat agresif.
3)   Tipe endomorph, yaitu tipe orang yang memiliki badan gemuk, bulat dan anggota badan pendekkarena lapisan dalam tubuhnya dominan. Sifat yang dimiliki adalah kurang cerdas, senang makan, suka dengan kemudahan, yang tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.
2.      Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang,aspek sosiologi ini antara lain:
a.       Edwar Spranger
Ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang di tentukan oleh pandangan hidup yang mana dipilihnya. Hal itu membagi tipe kepribadian menjadi beberapa2:

                                                   
2 1. Tipe Cloleris, yaitu disebabkan  cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya 2. Tipe Melancholic yaitu cairan empedu  hitam yang dominan dalam tubuhnya 3. Tipe Plegmatis, yaitu tipe ini dipengaruhi cairan lendir dominan  4. Tipe Sanguinis, tipe ini dipengaruhi cairan darah merah yang dominan. Lihat Rajawali pers.Prof. Dr. H. Jalaluddin,( Psikologi agama), edisi revisi 2008)hal. 194.
b.      Muray
Muray membagi tipe kepribadian menjadi:
1)      Tipe Teoritis
2)      Tipe Humanis
3)      Tipe Sensasionis
4)      Tipe Praktis
c.       Fritz kunkel
Kunkel menbagi tipe kepribadian menjadi:
1)      Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian kepada masyarakat.
2)      Tipe Ichhaftigkeit,yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian kepentingan diri sendiri.
Menurut F Kunkel antara Sachelichkeit, dan Ichhaftigkeit berbanding terbalik.jika seseorang memiliki Sachelichkeit yang besar maka Ichhaftigkeit-nya menjadi kecil dan sebaliknya
3.      Aspek Psikologis
a.       Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis Prof. Heyman mengemukakan bahwa, dalam diri manusia terdapat tiga unsure: emosionalitas, aktivitas dan funsi sekunder(proses penggiring).
1)      Emosionalitas, merupakan unsure yang mempunyai sifat yang didominasi oleh emosi yang positif, sifat umumnya adalah: kurang respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api tegas, ingin menguasai, bercita-cita yang dinamis, pemurung dan suka berlebihan.
2)      Aktivitas, yaitu sifat yang dikuasai oleh aktivutas gerakan, sifat umum yang tampak adalah: lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang, dan selalu melindungi kepentingan orang lemah.
3)      Fungsi Sekunder (proses penggiring), yaitu sifat yang didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang tampak: watak tertutup, tekun, hemat, tenang, dan dapat dipercaya.
b.      Selanjutnya, Carl Gustav yang membagi manusia menjadi dua pokok:
1)      Tipe Extrovert, yaitu orang terbuka dan banyak berhubungan dalam kehidupan nyata.
2)      Tipe Introvert, yaitu oaring yang tertutup dan cenderung kepada berfikir dan merenung
Dengan demikian setiap Extrovert maupun tipe Introvert masing masing memiliki tipe: pikiran, perasaan, penginderaan, dan intuisi, sehingga tipe kepribadian manusia tersebut terbagi atas:
a.       Tipe pemikiran terbuka, dengan sifat-sifatnya: cenderung berbuat secara praktis dan memanfaatkannya dalam kehidupan.
b.      Tipe perasaan terbuka, dengan sifat-sifatnya: cenderung untuk ikut merasakan perasaan orang lain: sedih dan gembira, rasa hormat, rasa sosial dalam bentuk perbuatan nyata .
c.       Tipe penginderaan terbuka, dengan sifat-sifatnya memilikikehidupan pikiran dan perasaan dangkal. Kehidupan mentalnya dipengaruhi perangsang lingkungan yang diterima dan mudah bosan terhadap sesuatu, jiwanya labil; dan kurang mantap.
d.      Tipe intuisi terbuka dengan sifat-sifatnya: cenderung bersifat avont turir karena mereka selalu akan melaksanakan secara langsung setiap apa yang terlintas dalm pikirannya. Mereka selalu yakin terhadap kebenaran lintasan pikiran itu.
e.       Tipe pemikiran tertutup dengan sifat-sitfatnya: cenderung menekuni pemikiran yang bersifat abstrak sehingga kurang memanfaatkan implementasi pemikiran dalam bentuk perbuatan nyata. Kehidupan mereka dilibatkan dalam pemikiran yang berbentuk renungan yang idealis.
f.        Perasaan tertutup dengan sifat-sifatnya kehidupan mentalnya dikuasai oleh perasaan yang mendalam. Pengaruhnya dalam kehidupan menyebabkan mereka senang menyendiri, mencintai, dan membenci sesuatu secara bersangkutan karena selalu dikuasai oleh perasaan yang tajam.
g.       Tipe penginderaan tertutup dengan sifat-sifat: cenderung untuk menenggelamkan diri oleh pengaruh perangsang luar sebagai hasil penginderaan. Mereka tenggelam dalam lamunan yang dipantulkan lingkungannya dan diproyeksikan dalam kehidupan jiwa.
h.       Tipe intuisi.tertutup dengan sifat-sifatnya cenderung untuk membuat keputusan yang cepat dan tajam tanpa didasarkan atas bukti yang objektif. Kehidupan jiwanya mudah dipengaruhi oleh waham dan syak wasangka
2.3  Struktur Kepribadian
Sigmund Freud
Merumuskan system kepribadian menjadi tiga sistem. Ketiga system itu dinamai id, ego, dan super ego. Dalam diri orang yamg memiliki jiwa yang sehat ketiga system itu bekerjadalam susunan yang harmonis. Segala bentuk dan tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi keperluan dan keinginan manusia pokok.
Sebaliknya, kalau ketiga sistemitu bekerja secara bertentangan satu sama lainnya maka orang tersebut tidak dapat menyesuaikan diri.Dengan kata lain, efesiensinya menjadi kurang.
a.       Id (Das Es)
Sebagai suatu system id mempunyai fungsi menunaikan prinsip kehidupa asli manusia berupa penyaluran dorongan naluriah.
b.      Ego (Das Es)
Ego merupakan system yang berfungsi menyalurkan dorongan id ke keadaan nyata. Freud menamakan misi yang di emban oleh ego sebagai prinsip kenyataan(objective/reality principle)
c.       Super Ego (Das Uber Ich)
Sebagai suatu system yang memiliki unsure moral dan keadilan, maka sebagian besar super ego mewakili alam ideal. 3
                                                   
3 Tujuan super ego adalah membawa individu kea rah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan keadilan dan moral.ia merupakan kode modal seseorang dan berfungsi pula sebagai pengawas tindakan yang dilakukan oleh ego. Lihat Rajawali pers.Prof. Dr. H. Jalaluddin,( Psikologi agama), edisi revisi 2008)hal. 194.
Menurut beberapa para ahli pengertian kepribadian adalah:
a.       H.J. Eysenck
Menurut Eysenck, kepribadian tersusun atas tindakan-tindakan dan disposisi yang terorganisasidalam susunan hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya, diurut dari  paling bawah ke yang paling tinggi adalah:
1.      Specific respons, yaitu tindakan atau respoan yang terjadi pada suatu keadaan atau kejadian tertentu, jadi khusus sekali.
2.      Habitual response mempunyai corak yang lebih umum dari pada Specific response, yaitu respon-respon yang berulang-ulang dan terjadi terjadi saat individu menghadapi kondisi atau situasi yang sama.
3.      Trait, yaitu terjadi saat habitual respon yang saling berhubungan satu sama lain, dan cenderung ada pada individu tertentu.
4.      Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih umum dan mencakup lagi
b.      Sukamto M.M.
Menurut Sukanto M.M. kepribadian terdiri dari empat system atau aspek, yaitu:
1.      Qalb
Qalb adalah hati menurut istilah (terminologis) artinya sesuatu yang berbolak balik (sesuatu yang lebih), bersal dari kata Qalaba, artinya membolak-balikkan. Ada sebuah Hadis Nabi riwayat Bukhar/Muslim berbunyi sebagai berikut:
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekepal daging. Kalau itu baik, baiklah seluruh tubuh. Kalau itu rusak, rusaklah seluruh tubuh. Itulah Qalb”
2.      Fuad
Fuad adalah perasaan yang terdalam dari hati yang disebut Hati Nurani (cahaya mata hati) dan berfungsi sebagai daya ingatan. Ia sangat sensitif terhadap gerak atau dorongan hati dan merasakan akibatnya.
Berbagai rasa yang di alami oleh fuad dituturkan dalam Alquran sebagai berikut:
1)      Fuad bisa bergoncang atau gelisah (QS AL-Qashas: 10)
2)      Dengan di wahyukan Alquran kepada Nabi, fuad nabi menjadi teguh (QS Al-Furqan: 32)
3)      Fuad tidak bisa berdusta (QS Al-Najm: 11)
4)      Orang yang zalim hatinya kosong (bingung). (Qs Ibrahim: 43)
5)      Orang musryik,fuad dan pandangan dibolak-balikkan/digoncang (QS Al-An’am: 110)
3.      Ego
Aspek ini timbul kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Ego atau aku dipandang sebagai eksekutif kepribadian, mengontrol cara-cara yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan, memilih objek yang bisa memenuhi kebutuhan mempersatuikan pertentangan antara qalb dan fuad dengan dunia luar. Ego adalah derivat dari qalb dan bukan untul merintanginya. Tjuan prinsif kenyataaan ini adalah mencari objek yang tepat (serasi) untuk mereduksikan ketegangan yang timbul antara organism. 
4.      Tingkah Laku
Nafsiologo kepribadian berangkat daru kerangka acuan dan asumsi-asumsi subjektif tentang tingkah laku manusia, karena menyadari bahwa tidak seorang pun bersikap objektif sepenuhnya dalam mempelajari manusia. Tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari oleh pribadi.
Orang yang disebut normal adalah orang yang seoptimal mungkin melaksanakan iman dan amal saleh disegala tempat. Kebalikan dari ketentuan itu adalah abnormal, yaitu sifat zalim, fasyik, syrik, kufur, dan sejenisnya.

2.4  Dinamika Kepribadian
Selain tipe terstruktur, kepribadian juga memiliki semacam dinamika yang unsurnya secara aktif ikut mempengaruhi aktivitas seseorang. Unsur itu adalah:
1.      Energi ruhaniah (pschis energy) yang berfungsi sebagai pengatur aktivitas ruhaniah seperti berfikir, mengingat, mengamati dan sebagainya.
2.      Naluri, yang berfungsi menatur kebutuhan primer makan, minum, dan seks.sumber naluri adalah kebutuhan jasmaniah dan gerak hati. Berbeda dengan energy ruhaniah, maka naluri mempunyai sumber (pendorong), maksud, dan tujuan.
3.      Ego (aku sadar), yang berfungsi untuk meredakan ketegangan dalam diri dengan cara mel;akukan aktifitas penyesuaian dorongan-dorongan yang ada dengan kenyataan objektif (realitas).
4.      Super ego, yang berfungsi sebagai pemberi ganjaran batin baik berupa penghargaan (rasa puas, senang, dan berhasil) maupun berupa hukuman (rasa bersalah, menyesal, dan berdosa)

Dalam kaitannya dengan tingkah laku, maka dalam kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam system kerja untuk menyelaraskan tinggkah laku manusia agar tercapai ketentraman dalam batinnya.secara fitrah manusia terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, benar, dan indah. Namun terkadang naluri manusia mendorong manusia untuk segera memenuhi kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang ad. Misalnya dorongan untuk makan ingin dipenuhi tapi tidak ada, maka timbul dorongan untuk mencuri.jika dorongan untuk mencuri tidak dilaksanakan, maka ego akan memperoleh penghargaan dari hati nurani.
Pemenuhan dorongan pertama akan menyebabkan terjadi kegelisahan pada ego, sedangkan pemenuhan dorongan kedua akan menjadikan ego tentram. dengan demikian ego menahan diri tergantung dari pembentukan ego-ideal.pendidikan agama sangat berfungsi pembentukan kepribadian seseorang4.

                                                   
4 Pendidikan moral dan ahklak ini adalah upaya membekali ego ideal dengan nilai-nilai luhur. Dan menurut Sigmund Freud, ego-ideal ini terbentuk oleh lingkungan baik di keluarga maupun masyarakat, sedangkan peletak dasar adalah orang tua. Lihat Rajawali pers.Prof. Dr. H. Jalaluddin,( Psikologi agama), edisi revisi 2008)hal. 208.
Peran orang tua dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan moral agama dan ahlak memang demikian menentukan. Bahkan dalam ajaran islam misalnya dikemukakan, bahwa setiap  bayi dalm keadaan fitrah , maka kedua orang tuanyalah yang bertanggung jawab apakah anak itu (nantinya) akan menjadi yahudi, nashrani, dan majusi (hadis) demikian dominannya pengaruh orang tua dalam pembentukan dasar agama.
Seperti yang dikemukakan oleh Erich Fromm, bahwa pembentukan kepribadian tergantung dari dua faktor lingkungan, yakni asimilasi dan sosialisasi. Asimilasi menyangkut hubungan dengan lingkungan bendawi sedangkan sosialisasi menyangkut hubungan dengan lingkungan manusiawi. Kedua faktor tersebut mempengaruhi karakter sebagai unsure kepribadian. Watak atau karakter adalah unsure kepribadian yang terbentuk oleh pengaruh luar (lingkungan). Pembentukan kepribadian dimulai dari menanam system nilai pada diri anak adapun pembentukan system nilai ini tergantung dari perlakuan yang diberikan orang tua dan ketersediaan lingkungan keagamaan yang mendukung.secara konkret dapat digambarkan, bahwa menanamkan nilai-nilai ibadat orang tua harus mencontohkan sikap dan perilaku ketaatan beribadat.
System nilai member pengaruh dalam pembentukan kepribadian yang memuat empat unsur utamanya.
1)      Kepribadian secara utuh terlihat dari ciri khas (individuality).
2)      Sikap dan perilaku lahir dan bathin (personality).
3)      Pola piker (mentality)
4)      Jati diri (identity)
Dengan demikian kepribadian berdasarkan nilai-nilai agama ajaran terlihat  dari kemampuan seseorang untuk menunjukkan ciri khasnya dirinya sebagai penganut agama, sikap dan perilakunya secara lahir dan bathin.5

                                                   
5Lihat Rajawali pers.Prof. Dr. H. Jalaluddin,( Psikologi agama), edisi revisi 2008)hal. 210
Mengacu kepada pensdapat Erich Fromm ini terlihat bahwa hubungan pembentukan kepribadian dengan nilai-nilai keagamaan, mereka yang hidup keluarga yang taat beragama, bagaimanapun akan member pengaruh dalam karakternya. Sebaliknya, mereka yang asing dengan lingkungan agama akan sulit mengenal nilai-nilai keagamaan, baik benda keagamaan seperti rumah ibadah, dan perangkat ibadah dan sebagainya ataupun tindak keagamaan seperti ucapan keagamaan dan sebagainya.
Dalam konteks ini pentingnya pendidikan agama diberikan kepada anak-anak pada usia dini dalam upaya mengisi nilai-nilai agama agar  karakternya terbentuk, oleh pengaruh nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai agama ini kemudian akan memperkuat ego-ideal yang sekaligus akan berfungsi sebagia pemberi ganjaran bathin, jika kondisi rgo-ideal ini berperan secara dominan dalam diri seseorang, maka ego akan senatiasa terpelihara dari pengaruh dorongan naluri yang menyalahi norma dan nilai agama.






       









BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
kepribadian adalah suatu kesatuan banyak(unita multi complex) yang diarahkan kepada tujuan tertentu dan mengandung sifat khusus individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri.
Sigmund Freud merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga sistem. Ketiga system itu dinamai id, ego, dan super ego. Dalam diri orang yamg memiliki jiwa yang sehat ketiga system itu bekerjadalam susunan yang harmonis. Segala bentuk dan tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi keperluan dan keinginan manusia pokok.
kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam system kerja untuk menyelaraskan tinggkah laku manusia agar tercapai ketentraman dalam batinnya.secara fitrah manusia terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, benar, dan indah. Namun terkadang naluri manusia mendorong manusia untuk segera memenuhi kebutuhannya yang bertentangan dengan realita yang ad. Misalnya dorongan untuk makan ingin dipenuhi tapi tidak ada, maka timbul dorongan untuk mencuri.jika dorongan untuk mencuri tidak dilaksanakan, maka ego akan memperoleh penghargaan dari hati nurani.

3.2  Saran
Penulis berharap pada pembelajaran psikologi umum dengan tema kepribadian dan pengukurannya dapat memahami secara bersungguh agar proses belajar mengajar dengan lancar, karena pembelajaran psikologi umum ini penting   bagi kita sebagai calon pendidik. Jadi sangatlah diharapkan pada pembelajaran psikologi mampu menguasai dam memahaminya.   




DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Y. Singgig D dan Singgih D. Gunarsa. Psikologi Untuk Membimbing. Jakarta. Gunung Mulia, 1989. 
Subrata, Sumadi. Pengukurannya Dalam Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali, 1982.
O’Dea. Thomas F. Sosiologi Agama Sebagai Suatu Pengenal Awal.Tery yasogama . Jakata Rajawali dan Yasogama. 1985.
A. Muri Yusuf (2005a), Kiat Sukses dalam Karir. Edisi perbaikan April 2005.Bogor: Galia Indonesia.
Holland, John. L. (1985). Making vocational choise. Prentice Hall. Inc. Englewood Cliffs, New Jersey 07632.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar