Tugas
Mandiri Dosen
pembimbing
Perkembangan
Peserta Didik Nurzena.M.Ag
PASE-PASE DAN DIMENSI PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
DI SUSUN
OLEH
ADE RISKA SUCIANI
NURHALIZA
SULTONI MANAN
TASWIRUDIN
TUTI YULINDI ANDINI
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN
SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang dengan rahmat dan inayah-Nya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah diberikan oleh dosen
pembimbing tepat waktunya walaupun cukup sederhana.
Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Nurzena M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Penulis juga berterima kasih pada teman-teman yang telah memberi
pengarahan dan petunjuk dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari
dosen pembimbing maupun teman-teman sangat penulis harapkan tegur sapanya untuk perbaikan
makalah ini dan selanjutnya.
Kepada Allah SWT, kami memohon taufik
dan hidayah-Nya semoga dalam pembuatan makalah ini senantiasa dalam
keridhaannya-Nya. Amin.
Pekanbaru, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN
- Latar Belakang................................................................................................ 3
- Tujuan............................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN
- Usia Sekolah Dasar......................................................................................... 4
- Usia sekolah Lanjutan Tingkat Pertama............................................................ 6
BAB III. PENUTUP
- Kesimpulan..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner sebagai berkut:
perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembanan berlangsung
dari keadaan gobal dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan dimana
diferensiasi, artikulasi, dan interaksi meningkat secara betahap. Proses
diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas itu lambat lun bagiannya
menjadi semakin nyata dan berubah dan
bertambah jelas dalam rangka keseluruhan.
Sejak bayi dilahirkan, ia telah mempunyai “gambaran total atau gambaran
lengkap” tentang dunia inihanya saja gambaran tersebut kabur. Perubahan yang
terjadi berlangsung terus pada tahapan-tahapan perkmbangan berikutnya dengan
cara-cara yang samaapa yang ada pada perkembangan sebelumnya diteruskan ada
perkembangan tahapan perkembangan berikutnya,sedangkan perubahan kearah
diferensiasi yaitu timbulnya karakteristiknyabaru yang berasal dari sesuatu
yang sebelumnya masih global disebut diskontinuitas.
B. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis
mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
a. Memberi
pemahaman tentang perkembangan peserta didik.
b. Untuk
bahan diskusi pada mata kuliah perkembangan peserta didik.
c. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan dosen pembimbimg.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Usia Sekolah Dasar
Perkembangan
Intelektual
Pada usia dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat
mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang
menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca,
menulis, dan menghitung).
Dalam rangka mengembangkan kemampuan
anak,maka sekolah dalamhal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapat tentang
materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan oleh guru, membuat karangan,
menyusun laporan.
Perkembangan
Bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan
orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana
pikirandan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak
dengan menggunakan kata-kata,kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan.
Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam
sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat
dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu :
- Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
- Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya. Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak
Dengan dibekali pelajaran bahasa di sekolah,
diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai alat
untuk :
- Berkomunikasi dengan orang lain
- Menyatakan isi hatinya
- Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya
- Berpikir (menyatakan gagasan atau pendapat)
- Mengambangkan kepribadiannya seperti menyatakan sikap dan keyakinannya.
Perkembangan
Sosial
Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja
sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain).
Berkat perkembangan sosial anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan
masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan
sosila ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas
kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang membutuhkan
pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta didik belajar tentang sikap dan
kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati dan betanggung jawab.
Perkembangan
Emosi
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak
melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam
proses peniruan, kemampuan orang tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah
berpengaruh pada anak.
Emosi merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku
belajar. Memgingat hal tersebut, maka guru hendaknya mempunyai kepedulian
untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan atau kondusif bagi
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Upaya yang dilakukan antara
lain :
- Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan
- Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri
- Memberikan nilai secara objektif
- Menghargai hasil karya peserta didik
Perkembangan
Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali
dari lingkungan keluarga. Pada mulanya, mungkin anak tidak mengerti konsep
moral ini, tapi lambat laun anak akan memahaminya. Pada usia sekolah dasar,
anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya. Pada akhir usia ini, anak sudah dapat memahami alasan
yang mendasari suatu peraturan. Di samping itu, anak sudah dapat
mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau
baik-buruk.
Perkembangan
Penghayatan Keagamaan
Pada masa ini, perkembangan penghayatan
keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagaiberikut
Sikap keagamaan bersifat reseptif disertai
dengan pengertian
- Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara asional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya.
- Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral.
- Periode usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
Perkembangan
Motorik
Seiring dengan perkembangan fisiknya yang
beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah terkoordinasi dengan baik.
Sesuai
dengan perkembangan fisik (motorik) maka di kelas-kelas permulaan sangat tepat
diajarkan :
- Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar
- Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat olahraga
- Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dsb.
- Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan, ketertiban dan kedisiplinan.
B.
Usia Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama
Masa Remaja
Masa remaja (Adolesense) adalah
tumbuh atau menjadi dewasa. Remaja berlangsung kira-kira sejak umur 15/16 atau
17 tahun dan berakhir pada saat individu matang secara seksual sampai mencapai
usia matang secara hukum. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam
rentangan kehidupan. masa ini dikenal sebagai periode peralihan, dimana
individu mencari identitas atau sering juga disebut sebagai masa tidak
realistis dan masa ambang dewasa. Akibat perubahan dan peralihan, remaja
bersikap ambivalen yaitu disuatu pihak ingin diperlakukan
sebagai anak kecil, namun di pihak lain ingin diperlakukan dan dakui sebagai
orang dewasa meski segala kebutuhan masih minta dipenuhi oleh orangtuanya
sebagaimana halnya anak kecil.
Perubahan yang bersifat universal
yang terjadi pada remaja baik fisik, prilaku, sikap dan keadaan fisiknya:
- Meningkatnya emosi yang biasanya berhubungan dengan perubahan fisik
- Perubahan bentuk tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosialnya.
- Dengan perubahan minat dan prilaku, maka nilai juga berubah. Apa yang dianggap penting pada masa kanak-kanak sudah tidak dianggap penting lagi.
- Umumnya remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. mereka menuntut dan menginginkan kehebatan, tetapi pada saat yang bersamaan ia sering takut dengan risiko dan tanggung jawab yang harus dipikulnya.
Rata-rata indentifikasi yang agak
universal menyangkut rentang waktu biasanya diidentifikasikan sebagai usia
antara 13-18tahun. Sedangkan yang menyangkut kejadian-kejadian penting biasanya
disepakati beberapa perubahan diantaranya:
- Perkembangan aspek-aspek biologis
- Menerima peranan dewasa berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat dimana ia dibesarkan
- Mendapatkan kebiasaan emosional dari orang tua dan orang dewasa
- Berusaha mendapatkan pandangan hidup sendiri
- Merealisasi suatu identitas sendiri dan dapat mengadakan partisipasi dalam kebudayaan pemuda sendiri
Ciri-Ciri Masa Remaja
- Masa remaja adalah salah satu periode yang penting dalam proses prubahan baik dalam pengertian pertumbuhan maupun perkembangan yang terjadi secara cepat
- Masa remaja adalah periode peralihan dimana status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan
- Masa remaja sebagai periode perubahan yaitu sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik
- Masa remaja sebagai usia bermasalah
- Sepanjang kanak-kanak masalahnya sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
- Remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bentuk orang tua dan guru-guru.
- Masa remaja sebagai masa mencari identitas yaitu mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi jadi sama dengan teman-teman dalam segala hal
- Masa remaja sebagai ambang masa dewasa yaitu remaja mulai memusatkan diri pada prilaku yang dihubungkan dengan status dewasa. Misalnya merokok, minum minuman keras menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
Masa Remaja di Pedesaan dan Perkotaan
Masa remaja dipedesaan cenderung
lebih sangat singkat jika dibandingkan dengan masa remaja di perkotaan. Remaja
dipedesaan cenderung lebih banyak menghabiskan masa remajanya untuk mencari
uang. Remaja terkadang diharuskan untuk menikah pada usia muda, bahkan dibawah
umur. Orang tua mereka beranggapan apabila anak gadisnya sudah menikah, berarti
akan mengurangi beban yang harus ditanggung.
Lain halnya dengan negara-negara
yang sudah maju dan kota-kota, anak-anak sampai umur 21 tahun masih belum
diberi taggungjawab dan kewajiban seperti orang dewasa. Mereka dianggap masih
perlu ditolong, dibimbing, dan dibina. Mereka masih mempersiapkan diri untuk
menempuh masa dewasa, masa bertarung, dan berlomba mencari kehidupan yang
menyenangkan.
Masalah-Masalah dan Gangguan-Ganguan Remaja
Obat-obatan dan alkohol
Amerika serikat memiliki tingkat remaja pengguna obat-obatan
tertinggi dibandingkan dengan semua negara industri maju. Tahun 1960-an dan
tahun 1970-an adalah suatu masa yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan
obat-obatan oleh remaja. Sejak pertengahan tahun 1980-an telah timbul
kecendrungan penurunan yang kecil dalam penggunaan obat-obatan dikalangan
remaja, tetapi pada awal tahun 1990-an tercatat suatu kecendrungan peningkatan
dalam penggunaan obat-obatan. Alkohol adalah obat-obatan yang paling banyak
digunakan oleh para remaja. Alkohol yang disalahgunakan oleh para remaja
merupakan suatu masalah. Minuman-minuman keras merupakan hal yang umum. Kokain
adalah obat yang sangat controversial. Penggunaannya oleh anak-anak sekolah
menengah atas pertama kali menurun dalam kurun waktu 8 tahun 1987, suatu
kecenderunagn yang terus berlanjut. Perkembangan orang tua, teman-teman sebaya,
dan penggunaan obat-obatan oleh para remaja.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja mengacu kepada suatu rentan perilaku yang
luas, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial kepelanggaran
status hingga tindakan-tindakan kriminal. Untuk kepentingan hukum, suatu
perbedaan dibuat antara pelanggaran indeks (seperti tindakan-tindakan kriminal
terlepas apakah dilakukan oleh remaja atau orang dewasa) dan pelanggaran status
(dilakukan oleh pemuda di bawah usia tertentu). Faktor yang mendorong kenakalan
meliputi identitas negatif, derajat pengendalian diri, awal mula kenakalan,
jenis kelamin laki-laki, harapan-harapan yang rendah pada pendidikan dan
komitmen rendah terhadap pendidikan, kuatnya pengaruh teman sebaya dan
rendahnya penolakan terhadap tekanan teman sebaya, kegagalan orang tua untuk
memantau anak remaja mereka secara memadai, disiplin yang tidak efektif oleh
orang tua, dan hidup di suatu lingkungan kota, yang angka kriminalitasnya
tinggi, dengan mobilitas yang tinggi.
Bunuh Diri
Angka bunuh diri meningkat. Dimulai kira-kira pada usia 15
tahun, angka bunuh diri meningkat secara dramatis. Faktor-faktor proksimal dan
distal terlibat dalam sebab-sebab bunuh diri.
Perubahan pada Diri Remaja dalam Beberapa Dimensi
- Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa
pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun
perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang
sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan
untuk bereproduksi.
- Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam
pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode
terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal. Pada periode
ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha
memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Pada kenyataan, di
negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja
(bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan
kognitif operasional formal. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan
sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih
sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi.
- Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana
seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot
Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri
dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan
mereka. Misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dan sebagainya.
- Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang
penuh gejolak. Pada masa ini suasana hati bisa berubah dengan sangat cepat.
Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Chiskszentmihalyi dan Reed Larson
(1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah
dari suasana hati “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang
dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan suasana hati yang
drastis pada para remaja seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah,
pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.
Karakteristik
Remaja
Perkembangan
fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua
masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat
pesat. Masa pertama yang terjadi pada fase pranatal dan bayi. Bagian-bagian
tubuh tertentu pada tahun-tahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu
kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena
terlebih dahulu mengalami kematangan daripada bagian-bagian yang lain. Pada
masa remaja akhir, proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa
dalam semua bagiannya. Dalam perkembangan seksualitas remaja ditandai dengan
dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
Perkembangan
kognitif (Intelektual)
Ditinjau dari perkembanga kognitif menurut
Piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi =
kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Keating merumuskan
lima pokok yang berkaitan dengan perkembangan berpikir operasi formal, yaitu
sebagai berikut :
1.
Berlainan dengan cara
berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadarannya sendiri disini dan
sekarang, cara berpikir remaja berkaitan erat dengan dunia kemungkinan. Remaja
mampu menggunakan abstraksi dan dapat membedakan yang nyata dan konkret dengan
abstrak dan mungkin.
2.
Melalui kemampuannya untuk
menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah.
3.
Remaja dapat memikirkan
tentang masa depan dengan membuat perencanaan dan mengekplorasi berbagai
kemungkinan untuk mencapainya.
4. Remaja
menyadari tentang aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuat proses kognitif
itu efisien dan tidak efisien. Dengan demikian,
introspeksi (pengujian diri) menjadi bagian kehidupannya sehari-hari.
5.
Berpikir operasi formal
memungkinkan terbukanya topik-topik baru dan ekspansi berpikir.
Implikasi pendidikan atau bimbingan dari
periode berpikir operasi formal ini adalah perlunya disiapkan program
pendidikan atau bimbingan yang memfasilitasi perkembanga kemampuan berpikir
remaja. Upaya yang dapat dilakukan seperti :
- Penggunaan metode mengajar yang mendorong anak untuk aktif bertanya, mengemukakan gagasan atau mengujicobakan suatu materi
- Melakukan dialog, diskusi dengan siswa tentang masalah-masalah sosial atau berbagai aspek kehidupan seperti agama, etika pergaulan dan pacaran, politik, lingkungan hidup, bahayanya minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Perkembangan
Emosi
Masa remaja merupakan puncak
emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik,
terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang
dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga
emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan
remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional
merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya
sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.
Perkembangan
sosial
Pada masa remaja berkembang ”social
cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Ramaja memahami
orang lain sebagi individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi,
minat,nilai-nilai, maupun perasaannya.
Pada masa ini juga berkembang sikap ”conformity”,
yaitu kcenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).
Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti
menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat
dipertanggungjawabkan maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan
pribadinya yang baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan
perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan
melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.
Perkembangan
moral
Melalui pengalaman atau berinteraksi sosial
dengan orang tua, guru, teman sebaya atau orang dewasa lainnya, tingkat
moralitas remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak. Mereka
sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas,
seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan.
Menurut Adam dan Guallatta terdapat berbagai
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang tua mempengaruhi moral remaja,
yaitu :
- Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat moral remaja dengan tingkat moral orang tua.
- Ibu-ibu remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam tahapan nalar moralnyadaripada ibu-ibu yang anaknya nakal, dan remaja yang tidak nakal mempunyai skor yang lebih tinggi dalam kemampuan nalar moralnya daripada remaja yang nakal.
- Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan perkembangan moral anak atau remaja yaitu (a) orang tua yang mendorong anak untuk diskusi secara demokratis dan terbuka mengenai berbagai isu dan (b) orang tua yang menerapkan disiplin terhadap anak dengan teknik berpikir induktif.
Perkembangan kepribadian
Kepribadian merupakan sistem yang
dinamis dari sifat-sifat, sikap dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat
konsistensi respons individu yang beragam. Sifat-sifat kepribadian mencerminkan
perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial, kognitif dan niali-nilai. Masa
remaja merupakan saat berkembangnya identity (jati diri).
Perkembangan ”identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang memberikan
dasar bagi masa dewasa. Apabila remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan
pilihan atau merasa tidak mampu untuk memilih, maka dia akan mengalami
kebingungan (confusion).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pertumbuhan
dan perkembangan manusia dimulai sejak terjadinya konsepsi yaitu pertemuan
antara ovum dan sperma, pertumbuhan dan perkembangan berlangsung terus dalam
kandungan kemudian lahir sampai usia tua dan akhirnya berjhenti pada kematian.
Dari
lahir sampai tua perkembangan dibagi dalam empat periode yaitu periode anak,
periode remaja, periode dewasa dan periode tua dimana masing-masing periode
tidak berdiri sendiri secara terpisah melainkan saling berkaitan. Periode
yang mendahului merupakan dasar bagi periode berikutnya dan masing-masing
periode memiliki karakteristik sendiri-sendiri.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Sunarto. H, Agung Hartono Ny. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar