Rabu, 04 Januari 2012

10 hal yang di benci Allah


ada sepuluh hal yang Allah sangat benci yang tidak seharusnya kita terjerat di dalam perangkapnya :

1. Kikirnya orang-orang kaya
2. Takabburnya orang-orang miskin
3. Rakusnya para ulama
4. Minimnya rasa malu para wanita
5. Suka dunia orang-orang yang sudah tua renta
6. Malasnya para pemuda
7. Kejinya para penguasa
8. Pengecutnya para tentara perang
9. Ujubnya para zahid
10. Riya'nya para ahli ibadah

Orang-orang kaya itu dihadirkan untuk membei bantuan dan meringankan orang lain, meringankan beban orang-orang tak berdaya sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya. Kekayaan yang mereka miliki jangan sampai terkonsentrasi pada dirinya dan tidak bisa dinikmati oleh orang lain. Bahkan menurut Rasulullah, cukuplah sebuah dosa bagi seseorang yang tidur kekenyangan sementara tetangganya mengerang kelaparan. Kepedulian sosial adalah bagian sangat penting dalam ajaran Islam yang harus senantiasa dikibarkan panji-panjinya. Orang yang tidak pernah terlibat merasakan denyut nadi perasaan orang lain sesungguhnya dia bukan bagian dari mereka. Barang siapa yang tidak pernah peduli pada masalah-masalah kaum muslimin maka sesungguhnya dia bukan bagian bagian dari mereka.

منن أصبح لا يهتم بالمسلمين فليس منهم

Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia bukan bagian dari mereka (HR. Hakim).

Kikirnya orang-orang kaya akan menyumbat kesejahteraan sosial yang menjadi pilar besar ajaran Islam.

وأى داء أدوى من البخل

Lalu penyakit apa lagi yang lebih berbahaya daripada sifat kikir (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

Adapun takabburnya orang-orang miskin adalah penyakit yang sulit dimengerti. Apa yang mendorong dirinya menjadi takabbur. Padahal harta tidak punya, kekayaan tidak melimpah. Rumah morat marit, kendaraan sudah berumur. Lalu apa yang membuat mereka sombong? Padahal orang kaya berharta saja yang memiliki kekayaan dan harta berlimpah tidak boleh menyombongkan diri kepada siapa saja. Sebab Allah sangat tidak menyukai perilaku sombong itu karena dia termasuk sifat yang melekat pada Iblis, yang karenanya dia dilaknat Allah dan diusir dari surga serta akan dikekalkan dalam neraka. Simaklah firman Allah berikut ini :

واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى والمساكين والجار ذي القربى والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم إن الله لا يحب من كان مختالا فخورا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (An-Nisaa' : 36).

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (Lukman : 18).

Kesombongan hanya akan menyesakkan dada pelakunya dan memuakkan orang yang dihadapinya. Kesombongan hanya akan merenggangkan keakraban yang selama ini sudah terbina. Kesombongan hanya akan membuat jiwa tidak terkontrol sehingga meremehkan setiap orang yang dihadapinya. Sungguh lebih gila jika kesombongan itu dilakukan oleh orang-orang miskin papa yang tidak memiliki apa-apa. Beda antara harga diri dengan kesombongan. Harga diri adalah mempertahakan kehormatan diri jika dihina sedangkan sombong adalah meremehkan sesama.

Sedangkan para ulama dihadirkan untuk menghadirkan contoh sifat qana'ah dan tidak rakus pada dunia. Ulama sebagai penyeru akhlak dan moralitas hendaknya menyadari bahwa dirinya ditatap, disorot dan diamati oleh sekian ribu mata yang senantiasa menanti perilaku lurusnya. Ulama tidak dilahirkan untuk rakus pada dunia. Sebagai pewaris para Nabi sudah sepantasnya mereka tidak terlalu berpikir mewariskan dunia pada anak-anaknya namun yang dia pikirkan bagimana mewariskan ilmu pada generasinya.

Manusia-manusia yang bukan ulama saja tidak boleh tamak pada dunia apalagi ulama yang seharusnya menjadi contoh bagi mereka. Rakus pada dunia mematikan perburuan pada akhirat dan melemahkan ummat ini. Para pecinta dunia akan terkena penyakit ganas yang disebut dengan"wahn" cinta cinta dunia over-dosis dan takut mati over-dosis.

Para ulama pecinta dunia hampir bisa dipastikan mereka akan kehilangan karisma dan martabat keulamaannya dan akan mendapat gelar "ulama dunia" atau sering pula disebut dengan ulama suu', ulama buruk.

ويل لأمتى من علماء السوء يتخذون هذا العلم تجارة يبيعونها من أمراء زمانهم ربحا لأنفسهم لا أربح الله تجارتهم

Celakalah bagi ummatku dari ulama buruk yang menjadikan agama ini sebagai komoditas, yang mereka jual pada para penguasa mereka di zamannya demi meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri. Allah pasti tidak akan menjadikan bisnis mereka memperoleh keuntungan (HR. Hakim).

Wanita, fitrahnya dihadirkan dengan rasa malu yang luar biasa. Dari cara mereka bicara, cara mereka memandang, cara mereka berjalan ada sentuhan-sentuhan kelembutan yang luar biasa yang menggambarkan bahwa mereka adalah seorang wanita. Wanita dicipta untuk melahirkan kelembutan-kelembutan yang terefleksi dari perilaku mereka yang senantiasa berhiaskan rasa malu. Maka jika seorang wanit sedikit rasa malunya, dunia akan menjadi tidak seimbang lagi. Karena sisi positif wanita telah kehilangan ikatannya. Wanita masa kini tidak lagi merasa memamerkan auratnya di depan laki-laki asing.

Maka jangan heran jika Allah murka karena maksiat mereka. Padahal kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh dua anak gadis Nabi Syu'aib tatkala mereka mau mengambil air di sebuah sumur lalu keduanya bertemu Musa, sosok wanita ideal yang saat ini tidak pernah lagi jadi perbincangan. Allah berfirman : Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang dzalim itu". (Al-Qashahs : 25). Malu adalah mahkota seorang wanita, dan kehilangan rasa malu sama dengan kehilangan mahkotanya. Dan secara otomatis hilang pula harga dirinya.

Orang tua renta sudah seharusnya mempersiapkan segala hal untuk kematiannya. Kerentaannya hendaknya memberikan peringatan keras bahwa dia telah dekat untuk menuju ambang kematian. Dia telah jauh berjalan menemupuh liku-liku dunia dan semua uji cobanya. Rambut yang menguban, gigi yang bertanggalan, tulang-belulang yang mulai keroposan adalah sebagai pengingat bahwa kematian akan segera menjelang, menjemputnya bersama ketuaan yang sudah disandang.

Orang tua yang masih senang dunia, mabuk di dalamnya, berebut kenikmatannya yang hanya sementara tentu saja sangat Allah benci. Apakah mereka tidak sadar bahwa dunia akan segera ditinggalkannya, lalu untuk apa dia masih berburu dunia dengan penuh tamak dan cinta yang melampui batas.

Adapun masa muda adalah masa paling produktif dalam kehidupan manusia. Masa muda adalah masa gelora kehidupan mereka. Masa muda adalah masa penentuan masa depan yang sesungghnya. Maka malasnya pemuda adalah alamat awal dari suram dan buramnya masa depan mereka. Gelap dan gulitanya hari-hari ke depan mereka. Manusia yang tidak memiliki awal yang cemerlang biasanya sulit menuai cahaya di ujung kehidupan. Pemuda tiang sebuah bangsa.

Maju dan tidaknya sebuah bangsa berada pada produktivitas mereka, sedangkan bangkrut dan hancurnya sebuah negara ada pada kemalasan mereka. Islam di awal-awal bangkit karena dukungan para pemuda enerjik yang anti kemalasan. Siang mereka adalah kerja keras dan malam mereka adalah ibadah malam.

Rasulullah menghimpun orang-orang mulia dalam tujuh golongan diantaranya adalah pemuda yang enerjik. Rasulullah bersabda :

سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله إمام عادل وشاب نشأ في عبادة الله ورجل قلبه معلق بالمسجد إذا خرج منه حتى يعود إليه ورجلان تحابا في الله فاجتمعا على ذلك وافترقا عليه ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عيناه ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال إني أخاف الله رب العالمين ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

Tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Peminpin yang adil, pemuda yang tumbuh berkembang dalam beribadah kepada Allah, lelaki yang hatinya senantiasa terpaut ke mesjid tatkala dia keluar darinya hingga dia balik kembali, dua lelaki yang saling mencinta karena Allah. Dia berkumpul karenanya dan berpisah karenanya pula. Lelaki yang mengingat Allah sendirian kemudian kedua matanya mengalirkan air mata, lelaki yang dipanggil oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik lalu dia berkata : Sesunggguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam, seseorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan tangan kanannya (HR. Malik, Tirmidzi, Bukhari Muslim).

Peminpin sebagaimana diisyaratkan hadits di atas juga seharusnya berbuat adil bukan berlaku kejam agar mereka mendapat naungan Allah di hari kiamat. Keadilan mereka sangat ditunggu dan dirindu oleh rakyat. Karena harapan keadilan memang bertumpu pada para penguasa itu. Keadilan adalam dambaan setiap orang, cita setiap insan. Tatkala seorang penguasa yang seharus adil berubah menjadi keji maka kemurkaan Allah yang demikianpedih telah menunggu mereka. Karena Allah sangat tidak suka pada mereka yang berbuat zhalim. Allah berfirman : Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang dzalim (Ali Imran : 151).

Para prajurit yang berlaga di medan perang adalah manusia-manusia pilihan untuk melakukan pembelaan terhadap agama mereka. Maka harus tidak ada dalam jiwa mereka rasa pengecut dan gentar saat menghadapi musuh sebesar apapun jumlah musuh yang ada di depan mereka. Selengkap apapun peralatan musuh yang mereka miliki. Jiwa prajurit adalah jiwa ksatria yang pantang menyerah pada musuh.

Jiwa prajurit tidak pernah menyimpan sikap pengecut dalam kamus hidup mereka. Sikap pengecut hanya akan menjadi virus yang menularkan kegentaran pada prajurit lain dan akan merusak semangat juang mereka. Oleh sebab itulah sungguhh sangat hina manusia-manusia yang melarikan diri pada saat perang sedang berkecamuk. Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur) (Al-Anfaal : 15).

Ujub adalah penyakit hati yang bisa menyerang siapa saja. Tidak terkecuali pada zahid yang banyak menghindari dunia dan lebih dekat pada akhirat. Namun kezahidan mereka akan menuai murka Allah jika dalam kezahidan itu bergemuruh ujub yang membuncah dalam ucapan dan perilaku mereka.

Rasulullah bersabda :

ثلاث مهلكات : شح مطاع ، وهوى متبع ، وإعجاب المرء بنفسه

Tiga perkara yang menghancurkan : kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti dan ujub dengan pendapat sendiri (HR. Bazzar dan Ath-Thabrani).

Yang tak kalah sengitnya akan mendapatkan murka Allah adalah mereka yang menyatakan diri sebagai ahli ibadah namun riya' menyelimuti seluruh ritual ibadahnya, mengiringi setiap langkah ibadahnya. Pujian selalu dia harapkan dari mulut manusia, pujaan selalu mereka dambakan dari lisan mereka. Sungguh celakalah mereka karena sesungguhnya riya' itulah syirik kecil yang sangat diwanti-wanti oleh Rasulullah agar kita meninggalkannya.

Maka, jika kita menjadi orang kaya dermawanlah pada sesama. Jika kita ditakdirkan menjadi seorang miskin lebih rendah hatilah pada manusia. Jka kita menjadi ulama janganlah rakus pada dunia. Jika Anda seorang wanita maka ingat bahwa mahkota Anda ada pada rasa malu Anda. Jika kita telah tua renta maka segeralah rakus pada akhirat. Jika jika masih muda maka semangatlah bekerja untuk mengisi amanah khilafah di dunia yang Allah bebankan kepada Allah

Tiga ibadah yang paling disukai Allah bag.1
tyas haryadi Kamis, 20 Januari 2011

       Jumpa lagi kawan dengan postingan kali ini tentang penyejuk qolbu, hanya sedikit slentingan lembut yang membuat kita semakin dekat kepada sang pencipta, Allah swt. Masih ingatkah jika kita sedang lapar tentu kita akan mencari tempat makan yang enak sesuai dengan kantong dan selera juga. Tentu kita juga akan merayu dan mendekati orang tua ketika hendak mendapatkan uang dari beliau. Tapi, masihkah kita mendekatkan diri kepada Allah seperti ketika kita hendak makan atau meminta uang kepada orang tua? Inilah masalah yang sangat pelik yang kita hadapi sekarang ini, disaat kita ingin mendapatkan semua yang serba baik. Dapat rejeki yang banyak dan baik, punya anak yang soleh dan solehah, punya jabatan yang terhormat, dihargai orang lain, dan keinginan-keinginan lainnya. Tapi sudahkah kita mendekatkan diri kepada Allah sebagai sumber dari segala sesuatu yang kita dapatkan setiap hari dan setiap saat.
       Allah memiliki kesukaan juga kepada amalan-amalan atau ibadah yang dilakukan manusia, seperti sabda Rasulullah saw. yang mengatakan “Allah menyukai tiga amalan, yang pertama adalah sholat tepat pada waktunya, yang kedua adalah berbakti kepada kedua orang tua, dan yang ketiga adalah jihad fiisabilillah.” Jadi, jika ingin mendekatkan diri kepada Allah alangkah baiknya jika kita mulai dari hal-hal yang disukai olehNya. Pada bahasan kali ini saya hanya ingin sedikit berbagi tentang tiga amalan ini satu persatu. Yang pertama adalah sholat tepat pada waktunya. Jika kita sudah melakukan sholat tepat pada waktunya dan tidak ada yang tertinggal maka kita wajib bersyukur dan selalu menjaganya, karena mempertahankan itu lebih berat daripada meraihnya. Seperti kompetisi ataupun liga, pertandingan yang lain sebagainya, mempertahankan sebuah hasil itu lebih sulit daripada meraih hasil tersebut.
        Adapula bagi yang kadang-kadang tepat, kadang-kandang molor bahkan sampai hampir tertinggal (saya juga masih mengalami tahap ini). Marilah kita ingat sama-sama, orang barat sekarang ini begitu disiplin dengan apa yang mereka lakukan, mulai dari waktu makan, waktu kerja, waktu refreshing, sampai waktu ibadah serta berkumpul bersama keluarga. Serta mertapun kita bisa melihat hasil dari daya kerja efektif mereka, perkembangan yang cukup pesat sudah mula menunjukan hasil. Ketika kita belajar disiplin dalam melakukan ibadah sholat akan berimbas kepada baiknya pekerjaan dan ibadah yang lain, setelah kita terbiasa bangun pagi untuk sholat subuh, istirahat disiang hari untuk sholat duhur, istirahat lagi di sorenya untuk solat ashar, setibanya malam kita sambut dengan sholat magrib dan ditutup dengan sholat isa’ tentu kebiasaan ini akan sangat baik untuk kehidupan kita. Karena nabi juga pernah bersabda bahwa sholat adalah tiangnya agama, barang siapa sholat maka dia menegakkan agama itu dengan tiang-tiang yang kokoh.
        Selanjutnya jika kita masih masuk golongan yang jarang-jarang sholat tepat waktu juga jarang pula sholatnya (semoga Allah segera membukakan hati dan memberkahi dengan rahmatnya). Mendekatkan diri kepada Allah itu sangatlah indah,lebih indah daripada mendapatkan uang bermilyar-milyar, lebih luar biasa daripada jabatan menjadi RI 1, dan yang pasti ketenangan hati yang tidak akan ditemukan jika kita melakukan hal yang lain. Jika kita belum melakukan sholar yang sesuai dengan tuntunan Rasul (tepat waktu dan selalu tanpa ketinggalaan), maka marilah dimulai dari hal yang paling mendasar, karena perubahan itu harus dimulai dari hal-hal yang sederhana. Mulailah dengan melakukan sholat dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun. Jika waktu sudah habis, lebih baik kita sholat, jika diterima atau tidaknya itu urusan Allah, bukan wewenang kita yang penting kita berusaha semaksimal mungkin, itu kuncinya. Setelah sholat tidak pernah tertinggal mari kita lanjutkan dengan solat yang tepat pada waktunya, dalam keadaan bagaimanapun, tinggalkan semua aktifitas mari berbondong –bondong melakukan ibadah ini. Setelah selesai barulah kita usahakan untuk sholat tepat pada waktunya secara berjamaah.
       Jangan lupa kawan, kewajiban kita sebagai umat manusia hanya melakukan hal yang sebaik mungkin bukan menanyakan hasil. Karena segala hasil itu mutlak berada dibawah kekuasaan Allah swt. Semoga kita selalu diberkahi dan dipermudah dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang disukaiNya, salah satunya adalah sholat tepat pada waktunya. Ingatlah, setan akan selalu berusahamengganggu kita sampai kapanpun sebelum Allah mendatangkan hari kiamat. Semoga postinga kali ini bermanfaat, terimakasih ^

Tiga yang Disukai Nabi

OPINI | 24 June 2009 | 07:00 2230 6 Nihil
Sunan Gunung Djati-Ibnu Arabi, seorang ulama yang piawai dalam ilmu-ilmu aqliyah, mengutip sebuah hadits bahwa baginda Nabi Muhammad saw bersabda, “Ada tiga hal yang menjadi kesenanganku: wangi-wangian, perempuan, dan shalat. Namun, yang paling kusukai adalah shalat.”Jika dianalisa secara filosofis, tiga hal yang disukai Nabi Muhammad saw itu menyatukan dimensi insaniyah dan Ilahiyah. Wangi-wangian sangat dekat dengan keindahan, kesegaran, dan kelembutan.
Bunga-bunga yang ada di taman yang indah dengan aneka warna senantiasa membuat jiwa si penikmat tumbuhan menjadi tenteram dan tenang. Tidak aneh jika taman-taman yang indah senantiasa dikerubungi burung, kumbang, dan kupu-kupu, bahkan didatangi mereka yang sedang memadu kasih. Secara fitrah, manusia menyenangi yang harum-harum dan menyegarkan. Dalam hadits, Rasulullah saw dikenal sebagai sosok yang berbadan harum dan segar. Bau wangi khas Rasulullah saw dapat diketahui meski beliau sudah berpindah tempat. Bahkan, ada di antara para sahabat yang setelah bersalaman dengan Rasulullah saw hingga beberapa hari aroma khas wangi tangan Rasulullah saw masih menempel. Rasulullah saw sendiri dalam beberapa hadits memerintahkan umatnya saat hendak beribadah shalat Jumat diupayakan untuk mandi dan memakai wangi-wangian. Jadi, Rasulullah saw sangat memperhatikan kebersihan dan keindahan.
Untuk yang kedua, janganlah diartikan Rasulullah saw itu “gila” perempuan atau maniak seks. Memang dalam sejarah, Rasulullah saw memiliki lebih dari empat istri. Namun, itu harus dipahami dalam konteks ibadah dan upaya untuk memudahkan beliau dalam menjelaskan hal-hal kewanitaan serta dakwah Islam. Mengapa Nabi saw menyukai perempuan? Ada penjelasan filosofis dari Ibnu Arabi, bahwa perempuan adalah penampakan sifat-sifat jamaliyyah (keindahan, kecantikan) Allah. Dalam khazanah tasawuf, sifat-sifat Allah (al-asma al-husna) yang biasa dikenal dengan asmaulhusna dikelompokkan menjadi dua dan kemudian disatukan menjadi kamaliyyah, yaitu bermakna Allah sebagai Tuhan Yang Maha Sempurna.
Pertama adalah jalaliyyah, yaitu sifat-sifat yang menggambarkan keagungan, kedahsyatan, dan keperkasaan Allah, seperti al-Akbar, al-Qahhar, al-Jabbar, al-Mutakabbir, al-Dzuntiqam, dan lainnya. Sifat-sifat jalaliyyah inilah yang membuat manusia merasakan takut dan patuh sehingga terdorong untuk mengikuti syari`at-Nya.
Kedua adalah jamaliyyah, yaitu keindahan dan kecantikan yang mempesonakan, seperti ar-Rahman, ar-Rahim, al-Ghaffar, al-Lathiif, dan lainnya. Sementara jamaliyyah menekankan aspek cinta dan pengembangan hubungan manusia dengan Allah. Seperti yang dilakukan Allah terhadap Rasulullah saw, dalam salah satu riwayat sampai memuji dan memberikan salam shalawat terhadap Rasulullah saw. Begitu pun Rasulullah saw dalam berdoa senantiasa menggunakan bahasa yang lembut layaknya menyapa kekasih. Yakni sebuah hubungan cinta yang lebih luhur antara pencinta dan yang dicintainya. Hubungan dalam agama—antara Allah dan hamba—memang harusnya diikat dengan kecintaan, bukan antara tuan dan budak, atau hubungan bisnis. Hubungan ibadah inilah yang jarang dilakukan umat Islam. Imam Ali bin Abi Thalib berkata, “Seseorang (boleh jadi) beribadah Allah karena takut kepada Allah. Inilah ibadahnya seorang budak. Yang lain beribadah kepada-Nya karena mendambakan imbalan (pahala) dari-Nya. Inilah ibadahnya pedagang. Tapi, ada pula yang beribadah kepada Allah semata-mata karena kecintaannya kepada-Nya. Inilah ibadah yang sebenar-benarnya.”
Sementara yang terakhir atau shalat, tampaknya Rasulullah saw menyukai karena ibadah tersebut dekat sekaligus menyatu dengan Allah. Saking nikmatnya berhubungan dengan Yang Maha Kasih (Allah), Rasulullah saw sendiri tidak merasa sakit atau kesemutan karena berdiri, rukuk, sujud, dan tasyahud yang cukup lama. Sebuah riwayat menceritakan bahwa Abu Dzar Al-Ghiffari melihat Rasulullah saw shalat malam. Ia pun segera bermakmum padanya. Rakaat pertama Rasulullah membaca surah al-Fatihah dan al-Baqarah dari awal sampai ratusan ayat. Dikira mau langsung rukuk, ternyata Rasulullah saw meneruskan bacaannya hingga selesai (286 ayat). Lalu, disambung lagi membaca surah Ali Imran, dan an-Nisa’. Selesai baca surah an-Nisa’ baru Rasulullah bertakbir, ruku, dan sujud. Yang menakjubkan, rukunya beliau hampir sama lamanya dengan berdirinya. Tidak heran jika istrinya, Aisyah binti Abu Bakar, mengatakan bahwa setelah selesai shalat kakinya sampai bengkak-bengkak. Itu jika shalat sunnah. Berbeda jika Rasulullah saw shalat wajib, lebih pendek dan ringkas. Beliau melihat situasi dan kondisi makmum. Dalam melakukan shalat wajib pun, beliau selalu disiplin, tepat waktu, dan tertib sehingga tidak pernah meninggalkannya karena shalat bagi Rasulullah saw adalah sarana untuk bertemu dengan Tuhan yang dicintainya. Siapa yang tidak rindu dan senang jika bertemu kekasih yang dicintainya.
Dari uraian di atas, jelaslah karena alasan cinta kepada Allah sehingga Rasulullah saw mengutamakan Allah ketimbang kesenangan dunia: perempuan dan wangi-wangian. Kita sebagai umat Islam, di tengah kondisi yang sedang gandrung dengan kekuasaan dan jabatan serta popularitas, selayaknya untuk meniru Rasulullah saw.
(SARI SAFITRI, S.Hum adalah alumni Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung) Tulisan ini dimuat pada Buletin Keluarga Sakinah (BKS) Pesantren Daarut Tauhiid Bandung dan http://www.dpu-online.com/index.php?artikel/detail/9/1559/artikel-1559.html
Posted by Admin on 07:01. Dunia ghaib - 10 comments
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Selamat malam reader penikmat dunia mistik dan misteri.kali ini saya akan memberikan informasi mengenai tempat yang disukai oleh setan dan jin.Ini tidak lepas dari sebagian masyarkat kita yang mungkin sangat takut terhadap mahluk-mahluk tersebut meskipun sudah secara gamblang dijelaskan bahwa manusia adalah mahluk yang paling sempurna sehingga tidak pantas jika manusia takut kepada setan,hantu ataupun jin.

Akan tetapi setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda,ada yang pemberani ada yang penakut.Beranjak dari hal tersebut,saya ingin sekedar berbagi informasi kepada orang-orang yang sangat phobia terhadap ketiga mahluk yang tadi saya sebutkan mengenai tempat-tempat yang disukai oleh setan,hantu dan jin.Ini agar anda bisa sedikit menghindar dari kemungkinan bertemu dengan hal yang sangat anda takutkan.

Berikut beberapa tempat yang disukai setan dan jin :

  • Tempat Peristirahatan Unta

  • Tempat Buang Air Besar dan Kecil (WC)

  • Lembah-lembah


  • Tempat Sampah dan Kotoran


  • Pekuburan



  • Tempat yang Telah Rusak dan Kosong

  • Lautan

  • Celah-celah di Bukit


  • Tempat-tempat Kesyirikan, Bid'ah dan Kemaksiatan

  • Rumah-rumah yang di Dalamnya Dilakukan Kemaksiatan

  • Pasar-pasar

  • Jin dan Para Syetan Berkeliaran di Jalan-jalan dan Lorong-lorong

Nah jika anda termasuk orang yang penakut,maka sebaiknya jangan mengunjungi tempat tempat yang tertera di atas terutama pada saat malam hari

10 Pintu Setan dan Cara membentengi Diri dari Godaannya

Untuk membantu manusia dalam menghadapi godaan setan dan bujukan iblis, Islam menunjukkan berbagai jalan yang bisa digunakan olehnya agar tetap tegar dalam pertempuran melawan setan dan memetik kemenangan atas musuh besarnya itu.
Adapun pintu-pintu yang sering dimasuki setan untuk menggoda manusia adalah sebagai berikut:
1. Tamak dan berprasangka buruk.
cara melawannya dengan qana’ah dan percaya.
2. Cinta kehidupan dunia dan angan-angan.
cara melawannya dengan merasa takut kematian yang datang tiba-tiba.
3. Suka santai dan mencari kesenangan.
cara melawannya dengan meyakini bahwa kenikmatan akan sirna
4. ‘Ujub atau membanggakan diri.
cara melawannya dengan meyakini akan anugrah Allah dan takut menerima akibat yang buruk.
5. Menganggap rendah dan tidak menghormati orang lain.
cara melawannya dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
6. Hasad atau dengki.
cara melawannya dengan qana’ah dan ridha dengan nasib setiap makhluk yang telah ditentukan Allah.
7. Riya’.
cara melawannya dengan ikhlas di setiap amal
8. Kikir.
cara melawannya dengan meyakini bahwa semua yang ada di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal abadi.
9. Sombong
cara melawannya dengna rendah hati (tawadhu’)
10. Tamak dengan dunia.
cara melawannya dengan meyakini apa yang ada disisi Allah dan zuhud terhadap apa yang dimiliki oleh manusia.
Jalan lain untuk membentengi diri dari godaan setan adalah
1. Dengan banyak mengingat Allah (zikir) ketika memulai setiap pekerjaan.
2. Menghindari dari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal.
Allah berfirman,” ….makanlah dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan…” ( QS.Al-A’raf:31)
Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya setan bergerak dalam diri manusia pada aliran darahnya, maka sempitkanlah aliran setan dengan lapar” ( HR.Ahmad)
2. Membaca Al Quran, zikir kepada Allah, dan istighfar.
Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya, setan meletakkan belalainya di atas hati manusia, jika ia berzikir kepada Allah, maka setan menarik belalainya ke atas. Namun, jika ia lupa dengan Allah maka setan melahap hatinya.” (HR.Ibnu Abi Dunya)
3. Tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan.
Rasulullah bersabda,” Tergesa-gesa adalah dari setan dan berhati-hati adalah dari Allah Ta’ala.”
dan masih banyak lagi cara membentengi diri dari godaan setan. semoga kita dan anak cucu kita selalu dilindungi Allah dari godaan setan yang terkutuk.
By uchu on 17 February 2011
Bismillah, Alhamdulillah. Bisa ngeposting lagi saudara saudara semuslimku, sekian lama absen posting karena kendala yang sama dengan kendala kendala yang lalu :D. Insya ALLAH kali ini ingin bercerita sedikit tentang kehidupan Nyata Kita saat ini. Seperti Judul di atas, Nabi Muhammad SAW Mulai Tak di Idolakan lagi. Bukan Mulai, bahkan sudah kebanyakan yang tidak mengidolakannya lagi. Dan begitulah kenyataan yang terjadi di Negara Kita ini. :(. Baca Juga Perbedaan Generasi AlQur'an dahulu dan sekarang.

Seperti yang kita ketahui semua saudara saudara semuslimku. Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang mulia (Khuluqun ‘azim). Tak ada cela sedikitpun. Dan, tak ada orang yang mampu menandingi akhlaknya. Bahkan, dikatakan, akhlak rasulullah ibarat al-Qur’an. 
 
Karena itu, Allah SWT menyuruh hamba-Nya agar menjadikan Rasulullah sebagai idola (Uswatun hasanah) dalam segala aspek kehidupan; rumah tangga, sosial, bahkan politik sekalipun. Akhlak Rasulullah luas, tak hanya mencakup satu aspek saja. 

Tapi apa kenyataan yang bisa kita liat sekarang di Zaman yang Modern ini, kebanyak mereka mengidolakan Para artis - artis cakep dan cantik, hhhe. Para artis yang begitu digandrungi oleh berbagai lapisan masyarakat. Bahkan, menurutnya, gaya para artis; dari pakaian, kendaraan, cara bicara dan sebagainya selalu diikuti. Hari ini, misalnya, keluar di layar kaca, besoknya sudah booming di pasaran.  
 
Sedangkan, jelas Syuhada, tidak dengan Nabi Muhammad. Pola hidup beliau sekarang justru dianggap kolot dan tidak jamani.(Baca Sehat Pagi Sampai Malam ala Rosulullah) Lebih dari itu, kata Syuhada, jika ada yang mau mengikuti cara hidup Nabi Muhammad, jenggot atau celana di atas mata kaki, misalnya, justru dianggap teroris, radikalis atau cap tak kalah tendensius lainnya. Hal itu, katanya, justru menjadikan orang jauh bahkan takut untuk mengikuti jejak Rasulullah. Karena itu, Syuhada berpesan kepada umat Islam agar mau menjadikan Nabi Muhammad sebagai idola.

Mudah mudah dengan tulisan ini kita semua Ummat Muslim, bisa merubah diri kita dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Amin. Menjadikan Rosulullah SAW, sebagai Uswatun Hasanah Kita semua. Sebagai Idola kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar